Puisi cinta
Senja itu selalu mengingatkanku akan sekelebat hangat.
Hawa hangat yang menyeruk kulit hanya untuk bertemu.
Bercumbu lalu kabur
Merengkuh lalu dorong
Sekelebat hangat tubuh seorang hamba
Yang selalu indah parasnya
Yang selalu gula tawanya
Yang mudahnya menyeret masuk kalbu
Sesosok yang begitu mudah datang
Begitu mudah pula pergi
Tanpa pamit tanpa di undang
Itulah